BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan epitel terdiri dari
kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu
lembaran, maka disebut sebagai membran epitel atau disingkat sebagai epitel
saja untuk membedakan dengan epitel kelenjar. Adhesi diantara sel-sel ini
sangat kuat, membentuk lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi
atau melapisi rongga-rongga tubuh.
Jaringan epitel tidak memiliki substansi interseluler dan cairannya sangat
sedikit. Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di
atas dan thele yang berarti nipple atau punting. Penggunaan istilah epitel
meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular
membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Dengan
berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada
kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk
kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang
menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang
menjadi kelenjar. Epitel dalam arti luas dikelompokan menjadi jaringan yang
sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga
di dalam tubuh yang dinamakan epitel
permukaan, mereka dapat digolongkan sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel
pada lapisan permukaan dan jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan
pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan epitel kelenjar meliputi sel-sel
dengan fungsi khusus menghasilkan cairan sekresi yang komposisinya berbeda dari
darah atau cairan interseluler. Proses ini biasanya disertai proses
makromolekul intraseluler. Persenyawaan ini biasanya ditampung di dalam sel
dalam vesikel-vesikel kecil bermembran yang disebut granul sekresi.
(Tadeus 2009 : 1-2)
Jaringan
epitel memiliki bermacam-macam fungsi tergantung jenis dan lokasi terdapatnya
jaringan tersebut. Apabila terdapat di luar permukaan organ, misalnya epitel
kulit, jaringan epitel berfungsi member perlindungan dari kerusakan (gesekan)
mekanis, masuknya mikroorganisme, dan radiasi ultraviolet. Epitel kulit juga
berfungsi mencegah penguapan air yang berlebihan dan penting sebagai reseptor
sensoris karena pada jaringan tersebut terdapat
ujung-ujung saraf sensoris. Fungsi lain dari epitel adalah sebagai tempat
pertukaran gas-gas respirasi dan tempat pelepasan bahan-bahan buangan. Pada
permukaan dalam organ , epitel berfungsi untuk absorpsi, misalnya epitel usus
halus, dan sekresi, misalnya epitel kelenjar pencernaan.
(Sri
pujianto 2008:47)
Semua
epitel teletak pada atau dikelillingi oleh suatu lamina basal, yang memisahkan
epitel dari jaingan ikat di bawahnya, dan dari pembuluh darah serta saf yang
terdapat dalam jaringan ikat itu. Secara fungsional epitel meliputi atau
membatasi permukaan, menghasilkan sekret dari epitel membran maupun dari
kelenjar,dan turut serta dalam proses absorpsi. Sebagian kecil sel epitel
bersifat kontraktil (sel mioepitel) dan sebagian kecil lagi bersifat sensoris
(neuroepitel). Karena berhimpitan kebanyakan sel epitel tampak polygon,
walaupun bentuknya dapat sangat teratur. Dua faktor yang menjadi dasar
pembagian epitel, yaitu bentuk sel dan susunannya dalam lapisan.
( Leeson,C.Roland.1996 : 65)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pratikum ini adalah
untuk mengenali dan dapat membedakan berbagai jenis jaringan epitel melalui
mikroskop, serta mengetahui bentuk-bentuk jaringan epitel yang ada pada organ
tubuh makhluk hidup khususnya pada manusia dan hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan
epitel tersusun oleh sel-sel berisi dan bersudut banyak (oligonal) yang
berhimpit padat, dengan sedikit atau tanpa substansi interselular di antaranya.
Epitel dapat berupa membran dan dapat pula berupa kelenjar. Membran dibentuk oleh
lembaran sel-sel dan meliputi suatu permukaan luar atau membatasi suatu
permukaan dalam. Kelenjar berkembang dari permukaan epitel dengan cara tumbuh
kedalam jaringan ikat dibawahnya, badan biasanya bagian yang berhubungan dengan
permukaan tetap terpelihara. Kelenjar demikian disebut kelenjar eksokrin, yang
sekret atau hasilnya dicurahkan kepermukaan pada beberapa kasus hubungan dengan
permukaan itu hilang dan kelenjar itu mencurahkan
hasilnya ke suatu sistem pembuluh; inilah yang disebut kelenjar endokrin. Mengenai
bentuk, pada dasarnya sel epitel adalah gepeng, kuboid, dan silindris, dengan
bentuk peralihan (transisional). Sel gepeng itu sangat pipih, tingginya kurang
dari lebarnya. Dari samping terlihat melebar di tempat inti. Sel kuboid
berbentuk kubus, tinggi dan lebarnya kurang lebih sama dan sel silindris
tingginya melebihi lebarnya. Semua inti berderet sejajar dengan sumbu utama sel
denagn bentuk yang sesuai dengan sel nya. Jadi inti itu bulat dan biasanya
ditengah pada sel kuboid, pipih pada sel gepeng, dan lonjong pada sel
silindris.
( Leeson,C.Roland.1996
: 65)
Pengkhususan
struktur pada permukaan sel epitel merupakan modifikasi pada permukaan lateral,
bagian basal dan bagian apeks. Terjadinya modifikasi untuk berbagai fungsi
seperti mengikat epithelium yang satu dengan yang lainnya,difusi antar sel,
untuk penghalang (barier) antar sel, masuknya zat-zat dari lumen yang dibatasi
oleh jaringan bawahnya, untuk komunikasi antar sel,untuk mengisi celah antar
sel pada tempat tertentu dan merambatkan listrik. (Tadeus 2009 : 8)
Epitel
bersilia ada 2 macam silia yaitu silia bergerak (kinosilia), gerak sendiri
contoh pada spermatozoa dan gerak zat lain contoh pada sel respiratorius dan
oviduk. Silia tidak bergerak (stereosilia), seperti mikrovili panjang-panjang
saling bergandengan melalui anastomis yang fungsinya memperluas permukaan
skretorik contohnya pada duktus epididimis. (Anonim2 2002 : 5)
Sel-sel
disusun membentuk membrane dalam satu atau lebih lapisan. Epitel selapis
tersusun oleh sel-sel dalam satu lapisan; semua sel terletak diatas membrane
basal dan mencapai permukaan. Epitel berlapis basal yang terletak diatas
membrane basal. Epitel bertingkat disusun oleh sel-sel yang semuanya
berhubungan dengan membrane basal tetapi tidak semua sel mecapai prmukaan. Pada
dasarnya epitel ini dibentuk oleh sel dengan berbagai bentuk dalam satu
lapisan, biasanya dengan inti-inti yang terletak pada berbagai tingkat,
sehingga memberikan gambaran palsu adanya bebeapa lapisan.
( Leeson,C.Roland.1996 : 65)
Menurut
DRG.Tadeus (2009 : 3-5) Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Epitel gepeng selapis (Epithelium
squamous simplex, simple squamous epithelium).
Seluruh
sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan.
Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitel jenis
ini terdapat, misalnya pada : permukaan dalam membrane tympani, lamina
parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars descendens ansa henlei pada
ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel yang membatasi permukaan
sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.
2. Epitel kuboid selapis (Epithelium
cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).
Susunan
epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang
bulat ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus, diventriculus
otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium germanitivum, pada permukaan
ovarium, epithelium pigmentosum retinae dan duktus ekskretorius beberapa
kelenjar.
3. Epitel silindris selapis (Epithelium
cilindricum simplex, simple columnar epithelium).
Epitel
jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti
yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini dapat
ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai
anus, vesica fellea, dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa
tempat tempat kadang-kadang pada permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu
dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan
bronchiolus. Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga
berfungsi sekresi karena diantaranya terdapat sel-sel
yang
mampu menghasilkan lendir. Pada beberapa tempat terdapat epitel yang hampir
seluruhnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala, sehingga dinamakan
sebagai Sel Piala.
4. Epitel gepeng berlapis (Epithelium
squmosum complex, stratified squamos epithelium).
Epitel
ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel ini hanyalah
sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak
lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk
kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Di atas sel-sel silindris
ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati
permukaan makin memipih.Epitel ini cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok
untuk fungsi sekresi. Jika pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat
cairan, maka cairan tersebut bukan berasal dari epitel melainkan berasal dari
kelenjar yang terdapat di bawah epitel.Epitel jenis ini dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu :
a. Epitel gepeng berlapis tanpa keratin
Epitel
jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada cavum oris, oesophagus,
cornea, conjunctiva, vagina, dan urethra feminine.
b. Epitel gepeng berlapis berkeratin
Struktur jenis ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa
keratin, tetapi terdapat perubahan pada sel-sel permukaannya yang menjadi suatu
lapisan yang mati dan tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan
tersebut dinamakan lapisan keratin. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada
epidermis kulit.
Lapisan-lapisan
sel pada epidermis kulit adalah sebagai berikut :
a. Stratum basale
Merupakan selapis sel berbentuk silindris pendek yang
terletak pada lapisan paling bawah. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir
pigmen melanin.
b.
Stratum spinosum
Lapisan
ini terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan
dengan menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan sel-selnya berduri
(spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome.
Adanya desmosome menyebabkan eratnya hubungan antar sel.
c. Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari 2-4 lapis
sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya sejajar permukaan. Di
dalam selnya terdapat butir-butir keratohialin, oleh karena mulai lapisan ini
terjadi perubahan-perubahan fisiologis.
d.
Stratum
lucidum
Lapisan
ini terkadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen.
Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati dan
mengandung zat eleidin dalam sitoplasmanya.
e. Stratum corneum
Merupakan
lapisan teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah
menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat bagian-bagian
epidermis yang dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang disebut
dengan Stratum disjunctum.
5. Epitel silindris berlapis
(Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).
Epitel
ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk
silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan
sel-sel di bawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang
terbawah berbentuk kuboid. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada peralihan
oropharing ke laring, fornix conjunctivae, urethra pars cavernosa dan ductus
excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tertentu permukaan sel dari
lapisan teratas dilengkapi dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum
molle, laring dan oesophagus dari fetus.
6. Epitel cuboid berlapis (Epithelium
cuboideum complex ).
Merupakan
epitel berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid.
Jenis epitel ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus
excretorius glandula parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.
7. Epitel silindris bertingkat
(Epithelium cilindricum pseudocomplex, epitel silindris berlapis semu).
Pada
jenis epitel ini, semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrane basalis.
Tinggi sel-sel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak
bertingkat atau berlapis. Sel-sel yang berukuran pendek memiliki inti yang
pendek dan berfungsi sebagai penyokong. Epitel jenis ini mempunyai modifikasi
dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi, sehingga epitel
ini disebut sebagai epitel silindris bertingkat bersilia. Epitel ini dapat
ditemukan pada trachea, bronchus yang besar, dan ductus deferens. Pada trachea
sel-sel yang mencapai permukaan terdapat dua jenis yaitu sel bersilia dan sel
piala (Goblet cell) sebagai sel kelenjar.
8. Epitel transisional (Transisional
epithelium ).
Epitel ini
merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi.
Epitel jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang
selalu mengalami perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih
mulai dari calyces renales sampai sebagian dari urethra.
Jaringan
epitel merupakan salah satu jarinagn dasar penyususn organ tubuh yang tersusun
atas kumpulan sel-sel yang saling berikatan erat sehingga membentuk lapisan sel
yang menutupi permukaan tubuh dan menyusun kelenjar-kelenjar. Dibawah jaringan
ini terdapat lapisan tipis yang disebut Lamina basalis. Lapisan ini terdiri
dari bahancair yang amorf dan begranula (buturan), bersama dengan jalinan serat
halus. Dibawah lamina basalis sering ditemukan kolagen atau retikulosa yang
bersusun rapat. Sel-sel epitel berlekatan kuat dan berhubungan sesamanya oleh
adanya Junctional complex, yang terdiri dari Zonula occludens, Zonula adhens,
dan Gap junction. Anonim 3 2007 : 1)
BAB
III
METODE PRATIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Pratikum
dilaksanakan pada pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB, Hari Kamis,
tanggal 23 Februari 2012. Bertempat di Laboratorium Biologi, Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas PGRI, Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan pada pratikum ini yaitu mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan
dalam pratikum ini yaitu preparat apusan seperti: Preparat Epitel selapis gepeng pada
pembuluh vena, Preparat
Epitel selapis kuboid pada tubulus koligenles ginjal, Preparat Epitel selapis silindris yang
melapisi permukaan dalam rongga libelus, Preparat
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk ( basah) pada esophagus, Preparat Epitel berlapis gepeng
penundukan (kering) pada permukaan epitel kulit, Preparat selapis Epitel bertingkat silindris bersilia dengan
sel goblet pada rongga hidung, dan Preparat
Epitel berlapis transisional pada uretra.
3.3 Cara Kerja
Adapun
cara kerja pratikum ini adalah : Siapkan
mikroskop, dan preparat-preparat apusan tersebut,
Letakkan preparat-preparat apusan tersebut satu persatu
diatas meja mikroskop, Amati bentuk preparat-preparat tersebut dan gambarkan
hasil pengamatan, Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas, kemudian membuat
pembahasan hasil pengamatan beserta
kesimpulannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nama Bahan : Epitel
selapis gepeng pada pembuluh vena
http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/
12/09/gambar-jaringan-epitel
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hominidae
Genus : Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi :
Menurut hasil pengamatan
yang telah dilakukan pada pembuluh vena
merupakan jenis epitel selapis gepeng dimana mempunyai nukleus bulat panjang yang
horizontal. Sumbu panjang nukleus selalu sejajar dengan sumbu utama sel. Hal
ini diperkuat oleh Junqueira,Luis C (1991: 71) Endotel yang melapisi pembuluh
darah dan mesotel yang melapisi rongga-rongga tubuh tertentu adalah contoh-contoh epitel skuamosa
sederhana. Epitel squamosa (gepeng) pada embuluh vena berfungsi mempermudah
gerakan visera (mesotel),transport aktif pinositosis. Diperkuat lagi oleh
Anonim1 (2011:1) Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous
cell. Pada potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang
memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Apabila
dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk poligonal.
Nama Bahan : Epitel
selapis kuboid pada tubulus koligenles ginjal
http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/
12/09/gambar-jaringan-epitel
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hominidae
Genus : Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi :
Menurut hasil
pengamatan pada tubulus koligenles ginjal mempunyai bentuk epitel kubus
selapis. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991: 402) Jaringan epitel
berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan
ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Tubulus koligens yang lebih kecil
dibatasi oleh epitel kubus dan bergaris tengah 40
Fungsi epitel kubus selapis adalah tempat
sekresi.Sri Pujianto (2008 : 48) sesuai dengan namanya, Epitel jenis ini
tersusun oleh selapis sel-sel epitel berbentuk kubus dengan inti sel berbentuk
bulat yang terletak di tengah sel. Fungsi jaringan ini adalah absorbsi dan
sekresi sehingga umumnya terdapat pada kelenjar dan saluran-salurannya,
misalnya kelenjar ludah dan kelenjae tiroid. Ginjal adalah organ yang memiliki
kemampuan yang luar biasa, diantaranya sebagai penyaring zat-zat yang telah
tidak terpakai (zat buangan atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh.
Setiap harinya ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring
atau menghasilkan sekitar 2 liter ‘sampah’ dan ekstra (kelebihan) air. Sampah
dan esktra air ini akan menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui
saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan disimpan di dalam kandung kemih
sebelum dikeluarkan.
Nama Bahan : Epitel
selapis silindris yang melapisi permukaan dalam rongga libelus
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hominidae
Genus : Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi :
Menurut
hasil pengamatan pada lapisan permukaan dalam rongga libelus ditemukan epitel
selapis silindris. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991:71) menurut bentuk
sel kolumner selapis distribusi nya melapisi usus dan kandung empedu. Dimana
mempunyai fungsi sebagai proteksi, lubrikasi absorbsi dan sekresi. Selain ini
diperkuat lagi oleh Sri Pujianto (2008 : 48) Jaringan ini tersusun atas sel-sel
silindris dengan inti sel berbentuk bulat telur yang terletak dibagian basal sel. Epitel ini
berfungsi dalam proses absorpsi, contohnya yang terdapat pada saluran
pencernaan (lambung dan usus). Menurut Anonim1 (2011 : 2) epitel
selapis silindris lebih tampak jelas
dengan bentuk lonjong dan intinya terletak agak ke bagian membrane
basal dibawahnya. Serta konfigurasi selnya tersusun rapat beraturan. Epitel
selapis silindris terdiri dari selapis sel dengan bentuk silinder yang berdiri
pada membrane basal dengan tampak sel berbentuk tinggi, intinya lonjong dan
terletak agak basal dengan sumbu tegak lurus terhadap membrane basal. Ada
beberapa lapisan sel yang berbentuk polyhedral diikiuti sel-sel besar
dipermukaan cabang. Fungsi dari jaringan ini untuk proteksi,sekresi dan
absorbsi.
Nama Bahan : Epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk ( basah) pada esophagus
http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/12/09/gambar-jaringan-epitel
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hominidae
Genus : Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi :
Menurut
hasil pengamatan Esofagus dilapisi epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk (basah). Hal ini diperkuat oleh Jun Queira (1991:71)
berdasarkan bentuk epitel berlapis gepeng yang tidak mengalami keratinisasi
(lembab) dapat ditemukn pada mulut, esofagus, dan vagina. Yang memiliki fungsi
sebagai proteksi dan mencegah hilangnya air,dan proses sekresi.
Nama Bahan : Epitel
berlapis gepeng penundukan (kering) pada permukaan epitel kulit
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hominidae
Genus : Homo
Spesies : Homo sapien
http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/12/09/gambar-jaringan-epitel
Deskripsi :
Menurut
hasil pengamatan pada permukaan epidermis kulit ditemukan epitel berlapis
gepeng penundukan (kering). Sangat mirip dengan epitel berlapis gepeng tidak
bertanduk. Hanya di sini sel-sel yang superfisial mengalami transformasi
menjadi lapisan keratin yang kuat dan tidak hidup yang melekat erat dengan
sel-sel hidup di bawahnya.Hal ini diperkuat oleh Jun Queira (1991: 71) epitel
berlapis gepeng yang mengalami keratinisasi terutama ditemukan di dalam kulit.
Sel-selnya membentuk banyak lapisan sel-sel epitel bertanduk dinamakan keratinosit
Nama
Bahan : selapis Epitel bertingkat
silindris bersilia dengan sel goblet pada rongga hidung
http://blogcalondokter.wordpress.com/ 2010/ 2/09/gambar-jaringan-epitel
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hominidae
Genus : Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi :
Menurut
hasil pengamatan pada rongga hidung terdapat epitel berlapis silindris bersilia
dengan sel goblet. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991 : 72) Epitel
berlapis semu disebut disebut demikian karena, meskipun inti-intti selnya
terlihat terletak dalam berbagai ketinggian, semua sel melekat pada lamina
basalis, tetapi berada di antaranya tidak mencapai permukaan. Contoh paling
jelas dari jaringan ini adalah epitel kolumnar berlapis semu dan bersilia yang
terdapat di dalam saluran pernapasan. Diperkuat
oleh Pearce (1999:
11) bahwa sel cangkir atau sel goblet adalah sel yang mengeluarkan mukus
atau lendir dan terletak di dinding kelenjar beserta salurannya, yang dilapisi
sel silinder, baik sel yang polos
ataupun sel yang berambut. Dalam jumlah
besar menutupi lambung, kolon, dan trakea.
Nama Bahan : Epitel berlapis
transisional pada uretra
2010/12/09/gambar-jaringan-epitel
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hominidae
Genus : Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi :
Menurut hasil
pengamatan pada uretra terdapat epitel transisional. Epitel ini bila
diregangkan terlihat mirip epitel berlapis gepeng, bila tidak diregangkan maka
sel permukaannya tampak bulat. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991: 408)
Epitel transisional, yang melapisi kandung kemih, ureter dan bagian atas
uretra, ditandai dengan adanya sel-sel bulat-bukan gepeng maupun
kolumnar-dipermukaannya. Bentuk sel-sel ini berubah sesuai dengan tingakt
distensi kandung kemih tersebut, Uretra pars prostatika dibatasi oleh epitel
transisional. Hal ini dipertegas lagi oleh Anonim2 (2002 : 6)
istilah epitel transisional beranjak dari kenyataan bahwa epitel ini diduga
merupakan bentuk peralihan antara epitel berlapis gepeng dan epitel berlapis
silindris. Semua sel-sel epitel mampu menyesuaikan bentuknya sampai tingkat
tertentu karena pengaruh yang mengubah permukaan epitel tetapi sifat ini sangat
nyata pada epitel transisional yang membatasi organ berongga dimana volumenya
sangat berubah-ubah. Dalam keadaan kontraksi tampak banyak lapisan sel dimana
sel-sel yang paling basal berbentuk kubus atai silindris.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil dan
pembahasan di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
Jaringan epitel yang membatasi rongga
tubuh disebut mesotelium,sedangkan jaringan epitel yang membatasi organ disebut
endothelium.
2.
Jaringan epitel kelenjar merupakan
jaringan epitel khusus yang berperan dalam sekresi senyawa untuk membantu
proses fisiologis.
3.
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel
yang memadat dan saling terikat erat. Pada permukaan apical.
4.
Bentuk dan ukuran sel epitel bervariasi,
berkisar dari sel kolumner tinggi sampai sel skuamosa pendek dan termasuk semua
bentuk pertengahannya.
5.
Jaringan epitel penutup merupakan
jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lampiran seperti membrane yang menutupi
permukaan luar atai lapisan rongga-rongga tubuh. Secara morfologi mereka dapat
di golongkan menurut jumlah lapisan sel dan morfologi sel-sel dalam lapisan
permukaan. Epitel biasanya hanya mengandung satu lapisan sel, dan epitel
berlapis mengandung lebih daripada satu lapisan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.2011.Histologi Sistem Pernapasan http://www.tpb.ipb.ac.id/files/materi/bio100/Materi/jaringanepitel.html.Artikel. diakses 03/03/2012
Anonim2 2002.Histologi Jaringan Epitel
Anonim3.2007.Histologi Lambung
http://doctorology.net/?p=210).Artikel.diakses 10/03/2012
Junqueira,Luis.
C dan Carneiro, Jose.1991.HISTOLOGI DASAR.Adji
Dharma.-Ed.3-Jakarta : xii-496 hlm
Leeson,C.Roland.1996.Buku Ajar
Histologi.Buku Kedokteran EGC.-ed.5.-
Jakarta : xi-622 hlm
Lianury,Robby.N.2010.Atlas
Histologi Difiore
Pearce
C, Evelyn.1999.Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis.Gramedia.Jakarta.
xi-344
hlm
Pujianto, Sri.2008.Menjelajah Dunia Biologi 2.Tiga
Serangkai.Solo : xii-324 hlm
Tadeus.2009.Histologi-Jaringan-Epitel